Monday, March 14, 2011

Kerugian Awal Asuransi Akibat Gempa Jepang Capai Rp 306 Triliun

TEMPO Interaktif, New York - Gempa Jumat lalu di Jepang dapat menyebabkan kerugian pertanggungan sebesar hampir US$ 35 miliar (Rp 306 triliun), menurut perusahaan penilai risiko AIR Worldwide.
 
Kerugian itu membuatnya menjadi bencana yang paling mahal dalam sejarah, dan itu bahkan belum menghitung kerugian tambahan akibat tsunami dan kerusakan reaktor nuklir.

Angka itu hampir sama dengan kerugian bencana seluruh dunia bagi industri asuransi global pada tahun 2010, dan dapat menjadi peristiwa yang memicu kenaikan harga di pasar asuransi setelah bertahun-tahun penurunan.

Masih belum jelas siapa yang akan mendapat kerugian terbesar, meskipun perusahaan asuransi seperti Chaucer (CHU.L) dan AIG (AIG.N) serta reinsurer seperti Munich Re (MUVGn.DE) dan Swiss Re (RUKN.VX) diperkirakan akan terkena dampak besar.

AIR mengatakan kerugian diperkirakan antara US$ 14,5 miliar hingga US$ 34,6 miliar.

Perusahaan ini memperingatkan bahwa itu baru perkiraan awal, dan model itu tidak memasukkan dampak tsunami yang mengikuti gempa, atau potensi kerugian dari kerusakan nuklir.

AIR mengatakan bahwa dalam banyak kasus bangunan rusak oleh gempa 8,9 skala Richter dan kemudian hanyut oleh banjir sesudahnya, sehingga sulit menghitungnya dengan tepat. Perusahaan itu bermaksud untuk mengeluarkan perkiraan yang menggabungkan gempa dan banjir.

REUTERS | ERWIN Z